Elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan mengacu pada seberapa sensitif perubahan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat. Secara umum, konsep ini mencoba untuk mengukur sejauh mana kemiskinan merespon terhadap pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Secara teoritis, elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan bervariasi tergantung pada beberapa faktor di antaranya struktur dan pola pertumbuhan, distribusi pendapatan dan kekayaan, kebijakan publik, perkembangan inflasi dan harga, dan faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi perekonomian
Secara empiris, elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dapat diukur dengan mengamati perubahan tingkat kemiskinan terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Dengan membandingkan persentase perubahan penduduk miskin dan Laju Pertumbuhan Ekonomi maka dapat dihitung tingkat elastisitas perubahan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan. Dari hasil penghitungan, untuk wilayah Kota Bandung, elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan per tahun lebih kecil dari 1 atau E<1. Elastisitas per tahun pada 2023 sebesar -0,06, artinya kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen di tahun ini menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar -0,06 persen. Hal ini dapat pula diartikan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan namun dampaknya tidak terlalu signifikan.
Selanjutnya, berdasarkan rumus elastistas dapat dihitung tingkat elastisitas perubahan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan Kota Bandung secara keseluruhan dalam kurun waktu 6 tahun terakhir dengan menggunakan rata-rata dari data tahun 2018-2023. Dari hasil penghitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Kota Bandung dalam periode 2018-2023 bersifat inelastis yang ditunjukkan dengan nilai E<1. Artinya, pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan Kota Bandung namun tidak terlalu signifikan, di mana kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen ternyata menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar -0,01 persen dari total penduduk miskin. Interpretasi ini dapat digunakan untuk menilai efektivitas kebijakan ekonomi dalam mengurangi kemiskinan di Kota Bandung. Sebagai catatan, fenomena pada periode 2018-2023 yaitu terjadinya pandemi Covid-19 dan masa pemulihan pasca Covid-19 sangat berdampak pada perekonomian sehingga banyak faktor lainnya yang sangat mungkin memengaruhi keterkaitan pertumbuhan ekonomi dengan penurunan kemiskinan.
***
Penulis:
Vira Wahyuningrum - Statistisi Ahli Madya Kota Bandung
0 comments:
Posting Komentar