Senin, 03 Februari 2025

Tantangan Pengangguran di Kabupaten Bogor



Pengangguran adalah isu krusial yang dihadapi pemerintah, tidak hanya mencerminkan kondisi ekonomi tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas. Mereka yang menganggur sering dianggap sebagai beban bagi keluarga, masyarakat, bahkan negara. Hal ini terutama disebabkan oleh terbatasnya lapangan pekerjaan, ketidaksesuaian antara pendidikan yang dimiliki dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan pengangguran sebagai penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, tidak bekerja tetapi sedang mempersiapkan usaha, tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, serta mereka yang telah diterima bekerja namun belum mulai bekerja. Sedangkan mereka yang sedang bersekolah atau memiliki alasan tertentu tidak dihitung sebagai pengangguran.

Menurut data BPS Kabupaten Bogor, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2024 tercatat sebesar 7,34%, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8,47%. Penurunan ini dianggap sebagai indikator keberhasilan pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Namun, penurunan ini tidak selalu mencerminkan perbaikan kualitas pekerjaan yang tersedia.

Meski TPT menurun, banyak penduduk yang bekerja di Kabupaten Bogor memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sekitar 32% di antaranya adalah lulusan sekolah dasar, sementara hanya 12% yang memiliki gelar sarjana. Fenomena ini menunjukkan adanya tantangan serius dalam kualitas pendidikan yang berdampak langsung pada ketersediaan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan tersebut berkontribusi pada dominasi sektor informal yang masih menjadi pilihan utama. Data menunjukkan bahwa sekitar 44% tenaga kerja di Kabupaten Bogor bekerja di sektor informal, seperti pekerja lepas, berusaha sendiri, atau pekerja keluarga yang sering kali tidak mendapatkan imbalan yang layak dan tidak memiliki jaminan pekerjaan.

Sektor industri pengolahan dan perdagangan merupakan pendorong utama perekonomian di Kabupaten Bogor. Kedua sektor ini banyak menciptakan lapangan pekerjaan, namun keduanya juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu mendapat perhatian serius. Kualitas tenaga kerja yang belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan industri menjadi masalah utama. Proses industrialisasi yang pesat harus diimbangi dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja agar dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Sementara itu, sektor perdagangan, yang lebih mudah diakses dan membutuhkan modal kecil, sering kali tidak menjamin keberlanjutan ekonomi yang layak. Banyak masyarakat yang terjebak dalam sektor ini meskipun memiliki peluang untuk bekerja, namun mereka tidak mendapatkan penghasilan yang cukup untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Pengangguran yang rendah di Kabupaten Bogor tidak selalu menggambarkan kualitas pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu, pemerintah perlu memperhatikan keseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja yang ada. Penurunan angka pengangguran yang tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pekerjaan justru dapat menciptakan ketimpangan ekonomi. Pemerintah dan sektor industri harus bekerja sama untuk memastikan tenaga kerja yang ada memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal ini memerlukan adanya pelatihan dan pendidikan yang relevan serta pengembangan sumber daya manusia yang kompeten untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah perlu fokus tidak hanya pada pengurangan angka pengangguran, tetapi juga pada pengembangan keterampilan dan pendidikan penduduk agar mereka bisa berpartisipasi dalam lapangan pekerjaan yang lebih baik dan lebih berkualitas.

Dalam menghadapi tantangan pengangguran, Kabupaten Bogor perlu menyusun kebijakan yang lebih komprehensif, yang tidak hanya mengurangi angka pengangguran, tetapi juga meningkatkan kualitas pekerjaan yang tersedia. Hal ini mencakup peningkatan pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta pemberdayaan sektor industri yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih berkelanjutan dan berkualitas. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Kabupaten Bogor dapat menciptakan perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya mengurangi pengangguran, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Penulis: Siti Maulina Meutuah, S.Si. (Statistisi Ahli Muda Kabupaten Bogor)

Baca tulisan lengkap disini

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar